Dia yang pernah dikasihi,rupanya masih ada didalam hati.
Tutur budi santun bahasanya,
Melunak jiwa lembut pandangannya,
Lantar aku terkesima,
Lara tidak meluka,
Apa kuingin adalah cinta-Nya,
Ditabur kasih harum mekar imannya,
Apa kuingin ada didepan mata,
Redha pencipta melalui cintanya,
Demi Allah yang kaya akan cinta-Nya.
Arina Khudori Kiswantoh,
Kg. Sg. Ramal Luar.
Saturday, July 23, 2011
Wednesday, July 20, 2011
Saturday, July 9, 2011
Cermin
Kau perajut doa; dengan kosong dada
Meminta pohonan cinta, cita, dan harta
Agar tetap membugar di ladang dunia
Apabila nikmat ini berubah
Menjadi puing
Cuma untuk pertama kalinya; dan kau berpaling
Pandai mengakal; juga dangkal
Pandai berkias; juga berkilas
Terhantar ke tampuk kuasa; buta
Terhantar ke danau permata; alpa
Lihatlah hati, kau sedang mati!
Malu,
Cermin ini sedang berbicara padaku.
Arina Khudori Kiswantoh
Kg. Sg. Ramal Luar
Meminta pohonan cinta, cita, dan harta
Agar tetap membugar di ladang dunia
Apabila nikmat ini berubah
Menjadi puing
Cuma untuk pertama kalinya; dan kau berpaling
Pandai mengakal; juga dangkal
Pandai berkias; juga berkilas
Terhantar ke tampuk kuasa; buta
Terhantar ke danau permata; alpa
Lihatlah hati, kau sedang mati!
Malu,
Cermin ini sedang berbicara padaku.
Arina Khudori Kiswantoh
Kg. Sg. Ramal Luar
Wednesday, July 6, 2011
Unggun-Bersih
Semakin lara kita didera bara -
kita laungkan juga pesan
merdeka:
Demokrasi sebenderang mentari
sehasrat hajat semurni harga
diri.
Lama resah kita - demokrasi
luka;
lama duka kita - demokrasi lara.
Demokrasi yang angkuh, kita
cemuhi;
suara bebas yang utuh, kita
idami!
Dua abad lalu Sam Adams
berseru:
(di Boston dijirus teh ke laut
biru):
Tak diperlu gempita sorak yang
gebu,
diperlu hanya unggun api yang
syahdu.
Kini menyalalah unggun sakti
itu;
kini merebaklah nyala unggun
itu.
A. Samad Said
#Dalam.
kita laungkan juga pesan
merdeka:
Demokrasi sebenderang mentari
sehasrat hajat semurni harga
diri.
Lama resah kita - demokrasi
luka;
lama duka kita - demokrasi lara.
Demokrasi yang angkuh, kita
cemuhi;
suara bebas yang utuh, kita
idami!
Dua abad lalu Sam Adams
berseru:
(di Boston dijirus teh ke laut
biru):
Tak diperlu gempita sorak yang
gebu,
diperlu hanya unggun api yang
syahdu.
Kini menyalalah unggun sakti
itu;
kini merebaklah nyala unggun
itu.
A. Samad Said
#Dalam.
Subscribe to:
Posts (Atom)